Belum puas Ridhwan bersamanya.
Belum puas Ridhwan bertarawikh, bersahur, berbuka bersama.
Belum puas Ridhwan bertadarus bersama.
Dia, Ridhwan tatapi sekali lagi. Lama. Takut-takut tak sempat berjumpa.
Putih kulitnya. Mulus. Berseri wajahnya. Bersinar-sinar matanya.
Ya Allah, Engkau telah menciptakan dia seindah ciptaan-MU. Indah... tak terungkap indah.
Aku perlu pergi sekarang. Masa yang diperuntukkan ALLAH kepadaku tak mengizinkanku untuk berlama-lama denganmu. Cukuplah sebulan aku menziarah, semoga kenangan kita bersama akan menjadikan dikau insan yang benar-benar bertaqwa... Memandumu ke arah yang lebih baik... Selalulah panjangkan doa agar kita dapat bertemu lagi... Agar aku dapat membantumu memadu kasih, mencari cinta yang indah...
InsyaALLAH..
Tak ternafi engkau sangat berharga buatku.. Tak sanggup aku lepaskan gandaan 700x pahala denganmu...
Panggilanku telah datang. Aku pergi dulu... Tapi aku ada satu pesanan...
Apa?
Jangan jadi hambaku. Jadilah hamba ALLAH...
Zup. Azan maghrib kedengaran. Waktu berbuka 29 Ramadhan 1430H bermula.
Dia, dah pergi. Dah pergi! Sungguh dah pergi???
Sungguh.
Dia pergi meninggalkanku. Jauh. Tiada lagi masa indah bersama.
RINDU....
Dia mungkin menyuruhku untuk berdiri di kaki sendiri.
RAMADHAN!!! Moga kita bertemu lagi!!!!!!
Ketika berbuka, pesanan terakhir Ramadhan bermain-main dalam kepala... Meleraikan satu simpulan yang berlegar di sebalik pesanan - Jangan jadi hamba ramadhan, tapi jadilah hamba Allah....
535 am,
Usrati KB,
Kuantan
0 thoughts from optimists:
Post a Comment